Namanya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi Al-Bukhari (196 H/810 M-256 H/870 M). Siapa saja yang mencar ilmu hadis pasti mengenal ulama berjulukan populer Imam Bukhari ini. Lahir di Bukhara , Uzbekistan , ia yakni andal hadis termasyhur sepanjang masa. Tetapi , tahukah Anda bahwa ulama yang hafal puluhan ribu hadis beserta detail sanadnya ini pernah mengalami kebutaan sewaktu kecil?
Adalah sang ibunda yang begitu duka melihat kondisi Bukhari kecil. Ibnu Hajar dalam ‘Hadyu As-Sari’ meriwayatkan bahwa ibunda Imam Bukhari tiada henti berdoa untuk memohon kesembuhan putranya. Tuhan jadinya mengabulkan doanya. Pada suatu malam , ibunda Imam Bukhari bermimpi melihat Nabi Ibrahim yang berkata , “Hai Fulanah , sungguh Tuhan telah mengembalikan penglihatan putramu alasannya yakni seringnya engkau berdoa.” Pagi harinya , ibunda Imam Bukhari menyaksikan bahwa penglihatan putranya telah kembali normal.
Subhanallah. Itulah keajaiban sebuah doa. Simak pula dongeng yang dialami Nabi Zakaria (91 SM-1 M) sebagaimana dituturkan al-Qur’an. Dalam usia senja , Nabi Zakaria gelisah alasannya yakni belum juga dikaruniai keturunan. Kendati demikian , pantang bagi Nabi dan Rasul Tuhan ke-22 ini patah arang. Siang dan malam ia terus melabuhkan doa kepada Tuhan supaya memberinya seorang putra sebagai pewaris obor perjuangan.
“Ya Tuhanku , sungguh tulangku telah lemah dan telah menyala uban di kepalaku , dan gue belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau , Ya Tuhanku. Dan sungguh gue khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku , sedang isteriku yakni seorang yang mandul , maka anugerahkanlah gue seorang putra dari sisi Engkau , yang akan mewarisi gue dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub. Dan jadikan ia , Ya Tuhanku , seorang yang diridai.” (QS Maryam: 4-6).
Ajaib. Tuhan menjawab doanya. Padahal , usia Nabi Zakaria ketika itu sudah mencapai sembilan puluh tahun dengan kondisi istri , Hannah , yang mandul. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Setiap doa yang keluar dari ketulusan nurani dan kebersihan jiwa akan mengubah segala yang tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin. Inilah kabar bahagia bagi kaum beriman. Apalagi Tuhan sendiri telah menegaskan akan mengabulkan setiap doa hamba sepanjang ia mau taat kepada-Nya.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) wacana Aku , jawablah bahwa Aku yakni dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku , maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku , supaya mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah: 186).
Memahami ayat di atas , tentu tidak alasan bagi kaum beriman untuk enggan berdoa. Jangan hingga ada anggapan bahwa tugas doa sangat sedikit dalam pencapaian sebuah keberhasilan. Itulah contoh pikir orang yang sombong dan tidak tahu diri. Merasa diri hebat sehingga perlu mengesampingkan campur tangan Tuhan dalam setiap tarikan gerak dan langkah. Termasuk contoh pikir picik juga ketika orang mau berdoa tetapi minus kemantapan bahwa doanya itu akan didengar Sang Maha Penentu Keputusan.
Tuhan pasti mendengar setiap keluh kesah , sekalipun yang tidak pernah terucap. Tidak ada relung jiwa insan yang tidak bisa ditembus Allah. Jarak antara Tuhan dan kita sangat akrab , melebihi urat leher.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Sungguh Kami telah menciptakan insan dan mengetahui segala yang dibisikkan oleh hatinya , dan Kami lebih akrab kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf: 16).
Itulah kenapa Islam yakni agama yang sangat kaya doa. Tiada laku kehidupan Muslim yang tidak dimulai dan dipungkasi dengan doa. Menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin , ada dua macam doa: doa ibadah (penghambaan) dan doa duduk perkara (permintaan).
Seluruh ibadah dalam rukun Islam hakikatnya yakni doa. Karena , rangkaian gerakan dan ucapan di dalamnya berintikan permohonan rida Allah. Paketnya pribadi dari nas. Kita tinggal pakai , tanpa boleh berkreasi. Lain lagi dengan doa duduk perkara , menyerupai undangan pengampunan , kebahagiaan , belas kasih , penghidupan , kesuksesan , dan semacamnya. Meskipun bacaan dari al-Qur’an dan hadis diutamakan , tetapi kita masih boleh berkreasi dengan bahasa sendiri. Terkabulnya doa jenis ini sangat bergantung kualitas doa ibadah kita.
Masih banyak dongeng keajaiban doa yang tidak mungkin dikutip semua di sini. Atau boleh jadi malah sudah Anda alami sendiri. Pastinya , tidak ada makhluk di kolong jagat ini yang bisa mengerahkan secuil daya dan upaya sekalipun , tanpa belas kasih dan uluran sumbangan Allah. Tantangan Tuhan sebagaimana disampaikan kepada kaum kafir Makkah sudah terang ,
قُلِ ادْعُواْ الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً
“Katakanlah , ‘Panggillah mereka yang kalian anggap dewa selain Tuhan , niscaya mereka tidak akan memiliki kekuasaan untuk menghilangkan ancaman dari kalian dan tidak pula memindahkannya’.” (QS Al-Isra’: 56).
Alangkah lebih mulia sekiranya kita sanggup merenungkan dan mengamalkan firman Tuhan berikut.
ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
“Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan bunyi yang lembut. Sungguh Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kalian membuat kerusakan di bumi , sesudah Tuhan memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap. Sungguh rahmat Tuhan itu amat akrab kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’raf: 55-56)
0 Response to "Berdo'alah Dengan Rendah Hati"